Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui SMAN 2 Kuningan sebagai sekolah model
SPMI menyelenggarakan In House Training pencapaian Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) dan mengundang 5 sekolah imbas di Aula SMAN 2 Kuningan (28/8/2019).
Sekolah imbas yang dimaksud adalah SMAN 1 Kuningan, SMAN 1 Cigugur, SMAN 1
Garawangi, SMAN 1 Jalaksana, dan SMAN 1 Lebakwangi. Peserta dari SMAN 1 Cigugur diwakili Mohamad Muhtar, S.Pd., M.Pd. Agenda kegiatan meliputi :
1.
Pembukaan (narasumber : Oky Putranto, S.STP dan H. Jaja Subagja, M.Pd.)
2.
Sistem Penjaminan Mutu Internal - SPMI (narasumber : Dr. Uhar Suharsaputra,
M.Pd.)
3.
Penyusunan Naskah dan Aplikasi Modul (narasumber : Dr. Uhar Suharsaputra,
M.Pd.)
4.
Video Materi Belajar (narasumber : Yanyan Mulyana, S.Pd.)
5.
Penguatan Kajian Prog Kesiswaan (narasumber : Dedi Sutardi, M.Pd.I)
6.
Penguatan Kajian Prog Humas (narasumber : Dudung Durahman, S.T.)
7.
Penutup
Sesi I
Laporan
panitia : tujuan penyelenggaraan kegiatan ini mencapai sekolah yang berstandar
nasional pendidikan. Sumber dana kegiatan : Prog Sekolah Zonasi dan RAKS SMAN 2
Kuningan.
Prakata
dari kepala SMAN 2 Kuningan : Melalui
kegiatan ini diharapkan dapat melakukan sharing pelayanan sekolah terhadap
peserta didik menjadi lebih baik sehingga tdk ada lagi sekokah favorit karena
saling berbqgi dan melengkapi.
Sesi 2
Manajemen
mutu pendidikan: Mutu adalah sesuai dengan standar. Untuk mencapai mutu
tersebut bagi guru dimulai dengan memberikan pelayanan kepada siswa utk
memperoleh kemudahan kepada siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena
itu guru dituntut memiliki keahlian mengatasi pembelajaran di kelas dan tdk
mempersulit peserta didik dalam pembelajaran. Sehingga peningkatan mutu dimulai
dari pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri. Perspekstif mutu : produsen
(sekolah) harus dapat melayani konsumennya (peserta didik) sebaik mungkin
sehingga mereka merasa puas. Jika konsumen puas maka produsen akan percaya
berimbas pada banyaknya pengunjung konsumen yg terus berdatangan kepada produsen.
Untuk menciptakan mutu maka harus diwujudkan oleh seluruh komponen produsen
(bukan hanya sebagian guru atau TU tapi seluruh komponen penyelenggara
sekolah). Bila ada siswa ada yg belum paham dalam pembelajran tdk mengerti
harusnya menjadi tantangan utk mengatasinya sehingga siswa paham dg
pembelajarannya. Quality assurance : 1. Internal (Self Analyse ---> quality
plan) dan 2. Eksternal (Akreditasi). Hasil akreditasi menjadi sebuah
pertimbagan untuk melakukan Improvement menjadi sebuah quality plan. Untuk menjadikan
mutu lebih baik harus dibuat sebuah sistem yang baik melalui penetapan SOP
(standar operasional pelayanan) atau POS (prosedur operasional sistem) yang
dapat diaplikasikan. Agar di sekolah mutunya terjamin maka dalam struktur
sekolah harus ada Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS). Tugas TPMPS
tugasnya memonitor pelaksanaan 8 standar dan mencari solusinya.

Sesi 3
Pengantat
KCD Wilayah X : Pemerintah Korea Selatan wilayah Zaeju bekerja sama dengan SMKN
1 Mundu untuk pemgadaan pegawai sebanyak 1000 pertahun. Besok akan dilaksanakan
evaluasi kepala sekolah secara online di KCD wilayah X. Ada 500rb peserta didik
lulusan SMP yang terserap di SMA/SMK di Jawa Barat, berarti ada 200.000 siswa yang
belum terserap maka akan dibentuk satgas utk mengecek dan berupaya nyerap anak-anak
tersebut agar masuk sekolah. Siswa SMA se Jawa Barat ada 600.000 sedangkan SMK
ada 1.000.000 siswa hanya banyak yang belum terserap di dunia kerja yang
sekarang disebut bahwa SMK penyumbang pengangguran terbesar. Sekolah tdk
diperkenankan lagi menerima Tenaga honorer mulai awal ajaran kemarin. Akan
tetapi hal tersebut tdk seimbangan dg kebutuhan di lapangan. Informasi tentang
disiplin pegawai, yaitu 18 orang terkena hukuman disiplin pegawai yang berat
dan 2 orang diantaranya diberhentikan dikarenakan ketidakhadiran. PP 53 th 2018
setiap ASN wajib tahu peraturan tersebut sehubungan dengan aturan disiplin ASN.
Yang memperoleh hukuman tersebut disebabkan karena tidak konsultasi dengan
pihak kepegawaian (ketidaktahuan ASN). Adapun isu tentang Rotasi Zonasi untuk
guru belum final karena belum ada keputusan hukum yang tetap. Sehingga isu
tersebut jangan meresahkan guru.
Sesi 4
Problem
kegiatan menulis e-modul, yaitu:
1.
Penulis berperan ganda sebagai editor yang akhirnya tdk selesai-selesai
menulisnya.
2.
Belum faham karakteristik modul. Modul pada dasarnya self instructional jika membaca bahan tersebut akan dimengerti.
3.
Isi modul tsb harus rinci sehingga pembaca tidak usah mencari rujukannya lagi.
4.
Penguasaan aplikasi pembuat e-modul
5.
Struktur modul :
COVER
DAFTAR ISI
GLOSARIUM
UNIT 1 ...
- KD-IPK
- Motivasi/apersepsi
- petunjuk penggunaan modul
- peta konsep
- tujuan
- uraian materi
- rangkuman
- tugas
- latihan
- penilaian diri
- kunci jawaban dan pedoman
pensekoran.
UNIT ...
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tata Cara membuat E-modul:
1. Siapkan modul dalam format MS Word
2. Ubah file MS Word ke dalam format Web Page, Filtered
3. Instal Sigil 0.7.4
4. Buka file yang telah diubah menjadi Web Page, Filtered
5. Sisipkan cover dengan mengunakan fasilitas command bar 'Tools'. Begitu juga dengan
daftar isi : tools ---> table of contant.***(MM)